Ada sebuah artikel yang menarik perhatianku dan aku ingin mengabadikannya diblog tercintaku ini. Karena artikel tersebut memiliki kedekatan argument dengan argumentku selama ini. Ini adalah pelajaran moral yang takkan pernah diajarkan di sekolah manapun dan pada tingkat berapapun. Artikel ini ditulis oleh adik kelasku (Anin Mashud/XI IPS 3) dan pernah dipublikasikan di majalah sekolahku tercinta edisi 09nya. Artikel tersebut disampaikan dengan judul “Inilah Cinta”. Berikut isinya,
Banyak panah cinta agar yang punya cinta tak terjebak dengan cinta dan yang belum dapat cinta dengan bisa segera memiliki cinta. Banyak dari kita memang tahu tentang cinta, tapi yang mengerti cinta…..? sangat sedikit. Cinta sendiri punya banyak makna yang membingungkan, yang samar, yang ambigu, ya itulah cinta.
Fenomena penyakit cinta yang menyerang banyak orang adalah jatuh cinta. Dikatakan sebagai penyakit karena beberapa alasan. Biasanya ketika orang telah dihinggapi virus cinta, mereka akan malas. Setiap saat pekerjaanya hanya menunggu kabar dari kekasih tapi itu hanya sebagian kecil dari gejala malas akibat virus cinta. Banyak dikatakan pula penyakit cinta juga menimbulkan kerajinan. Ya, cinta dapat mengalah. Pemalas menjadi rajin. Yang biasa bangun siang menjadi bangun amat pagi hanya sekedar untuk mengucapkan “selamat pagi” buat pujaan hati. Tapi efek dari cinta ini akan sebentar saja pengaruhnya karena ketika patah hati maka dunia rasanya bagai neraka.
Lalu pantaskan seorang pelajar seperti kita untuk bermain cinta? Sebagai pelajar & penerus bangsa rasanya tak layak jika waktu yang harusnya kita pergunakan untuk belajar kita sia-siakan hanya untuk bermain cinta. Terlalu tidak penting pada usia kita untuk mengenal cinta pada lawan jenis. Tapi, siapa yang berhak menghakimi cinta? Pada dasarnya cinta itu adalah ketulusan. Cinta tak dapat disangka kedatangannya. Cinta bisa datang kapan saja. Kita tidak bisa mengingkari cinta tapi sebagai seorang pelajar haruskah kita menyia-nyiakan waktu yang seharusnya kita pakai untuk berprestasi termakan percuma hanya untuk permainan cinta?
Jika kalian ingin sukses jangan coba-coba bermain cinta karena cinta adalah api yang siap membakar kita kapan saja kita terlena. Tapi jangan khawatir hati kalian takkan jadi batu tanpa cinta, karena jika kalian belajar dengan sungguh-sungguh maka sebenarnya itu adalah implementasi dari cinta kalian. Kepada siapa? Kepada diri sendiri, orang tua, guru, bangsa, agama, umat manusia dan ilmu pengetahuan. Bukankah berlebihan jika saya ungkapkan seperti ini karena that is true. Tidak percaya? Renungkan saja!
Cinta itu indah, lebih indah dari yang dapat kita bayangkan. Cinta adalah kehidupan yang amat berarti jika kalian dapat memaknai cinta pada prestasi yang kalian torehkan.
Kalimat terakhir dari bait terakhir itulah yang sudah aku buktikan selama ini. Tapi jujur sejauh ini aku belum puas dengan resultku. Aku janji akan meningkatkannya, Demi Cinta. Namun, sebelumnya ijinkan aku mengucapkan Terimakasih Cinta untuk seseorang yang ada di sana, yang telah menjadi semangat hidupku selama ini. Harapanku semoga cita-cita q + km + smw dapat tercapai. Seperti kata-kataku dalam tulisanku “Bergeraklah dan goncangkan dunia dengan karyamu”.
Your Comments